Nasehat Ustadz Arifin Ilham untuk IKPDN Madinah secara khusus dan untuk seluruh calon pendakwah
Beliau sampaikan di Masjid Nabawi, 23 Desember 2015 ba'da maghrib
Tidak ada
yang kebetulan kita bertemu disini
Dan Abang
senang sekali Allah menjadwalkan kita bertemu dengan para mujahid dakwah
Mujahid
dakwah
Jadi mujahid
itu ada dua, mujahid harb dan mujahid dakwah
Di wilayah
perang, itu wilayah perang, wilayah damai itu wilayah dakwah
Dan
dua-duanya punya keutamaan masing-masing
Tapi mujahid dakwah tidak boleh melupakan mujahid harb
Libatkan terus dalam do’a
Karena mereka melakukan amal yang terbaik
Dulu masih ingat, di Gontor, Darunnajah
Kalau dulu abang paling rajin mencatat, dan catatannya itu ada kelas 2
Tsanawiyyah
Yang ngajar waktu itu Ustadz Aminullah, Alumni Gontor
Ustadz Aminullah ngajar nggak? Nggak sempat ya?
Aminullah, MA
Jadi abang itu rajin mencatat, guru-guru itu ada semua rekamannya ada
Yang diajarkan Kyai Mahrus, ada
Yang diajarkan Ustadz Sulaiman, ada
Termasuk jeweran beliau,
Tanggal berapa beliau menjewer, ada
Karena itu harus tertulis, karena menjadi sejarah
Dan tidak boleh melupakan jeweran itu
“Ath-thariiqatu ahammu minal maaddah”
Masih ingat?
“Wal mudarris ahammu minath thariiqah”
“Wa ruuhul mudarris ahammu min mudarris nafsihi”
Itu kelas 2 tsanawiyyah tuh
Tapi itu membangun kesadaran yang sangat kuat
Siapa lebih mendapat kesadaran yang cepat ia akan meraih keuntungan
Masih ingat?
Almarhum Zarkasyi Allah yarham
Sebesar itu kesadaran kita sebesar itu keuntungan kita?
Makin cepat kita insaf makin banyak keuntungan yang kita raih
Ikhwah fillah harus punya kesadaran itu
Bahwa ikhwah fillah belajar disini
Bukan anshih untuk menjadi pengajar
Atau bekerja
Atau apapun
Bahwa aku belajar litarqiyatil iman
Litarqiyatit taqwa
Litazkiyatin nafs, itu,
Jadi bertambahnya ilmu itu untuk diri bukan untuk diluar, itu
Itu
hikmahnya nanti
Aku belajar
ini untuk memperbaiki diriku
Aku belajar
ini untuk meningkatkan ketakwaanku
Aku belajar
ini untuk meningkatkan imanku, Ilmuku, pengalamanku
Makin
mendekat kepada Allah
Karena
ruuhul mudarris ahammu min mudarris nafsih
Cara
mengajar lebih penting daripada bahan
Penampilan
lebih penting daripada cara mengajar
Tapi hati
seorang guru, seorang muballigh, seorang da’i, itu lebih penting daripada
penampilannya, lebih penting daripada bahan yang diajarkan
Biar
profesor, biar doktor, dia bahannya mantep, tapi kalau hatinya dunia wa la
akhirah, hampa
Nggak ada
atsar
Coba, kita
masih merasakan sampai sekarang
Semua pesan
guru-guru kita nempel
Karena
mereka mengajar dari ruh mereka
Dari hati
mereka
Dari
keikhlasan mereka
Dari cinta
mereka kepada Allah
Dan bahasa
apapun mereka ajarkan,
Tajwid,
ustadz haris ngajar ini
Ngajar
apapun
Ia mengajar
matematika, PMP
Tapi kok
mendorong kita cinta Allah gitu
Kok kita
jadi cinta Allah
Melihat
wajah beliau
Apa yang
beliau sampaikan
Padahal yang
disampaikan ilmu dunia, tapi ada ghirah menuju akhirat, kenapa?
Karena
ruhnya
Ada
tazkiyatun nafs disitu
Wa man
ahsanu qaulan miman da’a ilallah wa ‘amila shaliha wa qaala innanii minal
muslimin
Tapi dimulai
dengan apa?
Innalladzina
qaalu dulu kan?
Istiqamah
kan?
Nah, hamba
Allah yang istiqamah ini bertaburkan hikmah
Hikam
katsirah azhimah
Sehingga
harakatuhu muhtadah, harakatuhu mabrukah
Jadi gerakan
beliau itu dalam hidayah Allah
Gerakannya
dalam keberkahan Allah
Nah itu
hanya diberikan oleh Allah
Kepada hamba
yang istiqamah
Nahnu
auliyaaukum fil hayaatid dunya wa fil aakhirah wa lakum fiihaa maa tasytahii
anfusukum walakum fiihaa maa tadda’uun nuzulan min ghafuurin rahiim
Jadi, ini
istilah abang ya
Kalau
seorang juru dakwah tidak istiqamah itu ngamen namanya
Ya ngamen
aja dia, tukang dakwah dia
Ahlul kalam
Man lam
yastathi’ qiyaadata nafsihi falam yastathi’ qiyaadata ghairihi
Karena
esensi dari dakwah itu mengajak hijrah
Minal
jahalah ilal ma’rifah
Minal
ma’rifah ilal fikrah
Minal fikrah
ilal harakah
Minal
harakah ilal ghaayah
Jadi ada
thabaqat dalam dakwah itu
Makanya ada
sabar dalam haq itu
Karena ada
tarbiyah disitu
Ada
bimbingan disitu
Ada adab
disitu yang diajarkan
Tidak bisa
tidak
Jadi,
kehilangan istiqamah maka kehilangan ghirah
Hilang
esensi dakwah sebenarnya
Karena
dakwah itu ke diri dulu
Ini mulut
paling deket dengan telinga abang nih
Artinya yang
wajib denger mulut abang ini, diri abang lebih dahulu
Sebelum
ikhwah fillah
Artinya apa?
Abang harus
mengamalkan dulu
Qaulul
‘aamil khairun minal qaulil qaail
Orang yang
ngomong ngamalain itu tajam sekali dibanding orang yang ngomong tidak ngamalin
Ada 3 juru
dakwah
Ini bagus
Tiga ini
bagus
Dalam kontek
hasanat
Yang pertama
gentong
Yang kedua
centong
Yang ketiga
gentong centong
Gentong itu
gini, para habaib lah ya, dia datangi banyak orang, orang minta air gentong,
orang minta air karena ilmunya, karena nasehatnya, karena orang cinta dengan
dia, orang datang berbondong-bondong
Ada lagi
centong
Ini dia
membagikan air nih, tabligh namanya, boleh jadi memang di kampung dia nggak
didenger, orang nggak mau denger dia, karena udah tau premannya dulu, padahal
dia udah taubat, tapi orang nggak mau denger,
Nah yang
terbaik itu juru dakwah gentong dan centong
Nah inilah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, nah inilah para Sahabat,
Mereka
mendatangi mereka juga didatangi
Ya’ti wa
yu’ta
Ada yang
ya’ti wa la yu’ta
Ada yu’ta wa
la ya’ti
Jadi, antum
nanti pulang, harus punya markas dakwah
Makanya
butuh banyak bini disitu
Untuk bantu
ngajar
Jadi, itu
markas antum
Tapi antum
juga berdakwah keluar
Sebagaimana
Rasul keluar
Nah tanda
orang mencintai antum gampang
Datang nggak
orang ke markas antum?
Kalau dateng
karena antum mendatangi
Makanya
keikhlasan, istiqamah, wara`, zuhud, rendah hati, silaturrahim, berguru lagi
Ini afwan,
biasanya kalau sudah menjadi juru dakwah nggak ngaji lagi
Kuunu
rabbaniyyiina bimaa kuntum tu’allimuunal kitaab
Abang masih
liqa
Masih ikut liqa
sampai sekarang
Terus, ngaji
terus
Banyak
ngajinya malah ketimbang mengajarnya
Karena tidak
ada cara yang paling jitu untuk menghacurkan keangkuhan diri dan kebodohan diri
selain ngaji terus
Orang itu
semakin wara’, semakin alim, semakin takut kepada Allah, makin takut banyak
bicara
Abang ulang
nih,
Makin alim,
makin takut pada Allah, makin takut banyak bicara
Malah
senangnya nasehat
Karena orang
banyak bicara, banyak jatuhnya
Sedikit
bicara, banyak selamatnya
Salaamatul
insaan fi hifzhil lisaan
As-sukut
aslam
Dan itu
tanda dia keimanannya kuat kepada Allah
Nah,
kemudian ada lagi juru dakwah itu dibagi empat
Dalam
konteks air
Pertama, air
hujan, menghujani siapapun, diminta nggak diminta dia dakwah, diminta nggak
diminta dia dakwah, air hujan,
Yang kedua,
mata air, jadi, orang datang minta air sama dia, mata air dia, para habaib ini,
dia jadi sumber air dia,
Yang ketiga,
air pam, kalau nggak dibayar nggak keluar dia, bahaya ini ikhwah
Kemarin,
sempat di Indosiar, tujuh ustadz terkenal yang bertarif, dibahas itu, sekian
sekian sekian tarifnya, dan nggak akan didatengin, kalau bikin pengajian orang nggak
ngedatengin acara dia
Orang nggak
hormat ama dia
Orang nggak
cinta ama dia
Ini contoh,
ketika pengajian di masjid besar al-falah Surabaya
Itu, yang si
penceramah ini diundang tapi kok panitia nggak mau denger gitu
Jadi abang
tegur
Kalian
ngundang kenapa nggak denger?
Karena
ditegur akhirnya mereka denger tapi dengan muka nggak yang nyaman
Lalu begitu
abang ceramah, semuanya masuk, semuanya denger, semuanya ikut
Nah waktu
makan, menghampiri ketua panitia
Afwan
ustadz, afwan ustadz
Mungkin kami
melakukan sikap yang tidak baik tadi
Karena kami
nggak suka dengan beliau itu
Kami tadi
malam ribut
Karena
membicarakan tarifnya
Sudah minta
sekian, lalu minta tambah kamar hotel
Padahal
mintanya tadinya cuma dua, minta tiga ya dikurangin dong
ribut soal
angka, hilang nilai
abang ulang
nih
gara-gara
harga, ilang nilai,
Ittabi’uu
yas’alukum ajran wa hum muthadun
Nah ini yang
abang maksud harakahnya muqtadah
Dia tidak
meminta, tapi dapat nilai
Sehingga
orang cinta
Orang sayang
Orang rindu
Inilah juru
dakwah
Kalau
kemudian ada orang ngasih tanpa diminta
Tafdhdhol,
terimalah
Kalau antum
pantas terima, terimalah
Tapi lihat,
Kalau
pesantren, yatim, antum bagi
Kalau perlu
antum tambahi
Jadi ada
yang pantas terima
Ada yang
tidak
Ini power
yang luar biasa
Kemudian
yang kedua
Itu
istiqamah dalam ihyaus sunnah
Tidak bisa
tidak
Karena
setiap istiqamah dalam ihyaus sunnah, disitu ada tazkiyatun nafs
Qul in
kuntum tuhibbunallah fattabi’uunii yuhbibkumullah wa yaghfir lakum dzunuubakum
Wallahu
ghafuurur rahiim
Jadi kalau
sudah di jalan Allah, dicintai oleh Allah
Dicintai
oleh Allah,
Jadi dalam
ihyaus sunnah itu, mahabatullah, maghfiratullah
Ada
kecintaan Allah,
Kalau antum
sudah dicintai Allah karena istiqamah dalam ihyaus sunnah, sudah selesai sudah,
Istiqamah
dalam salat malam
Kalau
seorang ustadz, juru dakwah, nggak salat malam, ngamen namanya
Nggak ada
wibawanya
Innaa
sanulqii ‘alaika qaulan tsaqiilaa
Qaulan
tsaqiila bagaimana dia qaulan tsaqil
Padahal yaa
ayyuhal muzzammil, qumil laila illa qaliila
Kekuatan
salat malam, wa rattilil qur’aana tartilla
Sering
mengaji dan mengkaji, mengaji dan mengkaji,
laa qiraata
illa bitadabbur
Sayyidinaa
‘Ali berkata:
Laa
qiraa’ata illa bitadabbur
Nggak ada
bacaan qur’an itu kecuali tadabbur
Tadabbur itu
memahaminya
Kemudian
mengkajinya juga
Aduh maaf,
afwan ya ikhwah
Ini karena
antum sudah pinter ngaji
Asik
mengkaji doang, nggak ngaji lagi
Paham nggak?
Antum sudah
langganan lah namanya ngaji, udah lewat dah, itumah anak santri
Udah kayak
gini udah nggak ngaji lagi udah
Nggak mau
lagi melafazkan qur’an
Tumpul ini,
Jadi lisan
ini harus dilatih terus dengan mengaji
Jadi tajam
jadinya,
Jadi kalau
antum ngomong, orang denger
Kalau banyak
zikirnya, banyak baca qur’annya
Banyak
salawatnya, lalu antum ngomong
Orang denger
Tapi kalau
banyak ngomongnya ketimbang baca qur’annya
Orang nggak
denger omongan kita
Paling hanya
sampai disini keluar lagi
Nggak masuk
Jadi harus
banyak ngajinya
Makanya
minimal satu hari itu satu juz
Ngaji, tapi
juga mengkajinya
Tanpa
melupakan mengkaji
Karena dua
itu nggak bisa dipisahkan
Ada yang
asik mengkaji, lupa mengaji
Ada yang
mengaji, nggak ada kajiannya
Itu belum
tadabbur namanya, masih qira’ah
Antum
menjadi para du’at, malah abang itu lebih suka baca tafsirnya dulu baru ngaji
Jadi baca
terjemahnya dulu, tafsir munir dulu baca, shafwatut tafasir dulu baca, baru
baca qur’annya
Jadi
kelihatan padat gitu
Kita baca
itu penuh dengan ruhnya
Ada makna
dan nyawanya qur’an itu
Ini mukjizat
yang kubaca ini,
Sehingga
waktu abang ngomong tajam
Jadi kalau
ngomong sama umat-umat denger
Kenapa
banyak kyai nggak didenger?
Karena
lisannya sudah lemah
Kemudian dia
tidak istiqamah dengan ihyaus sunnah
Thullab
masjid-masjid ruh-ruh
Kalau
ulama-ulama dulu sebelum ceramah
Ulama-ulama
Madura tuh
Mau ceramah,
beliau di ruangan mihrab
Baru
dijemput sama santrinya tuh
Jadi beliau
berwirid dulu
Istighfar
dulu sampai ratusan kali, ribuan kali
Salawat
dulu, baca qur’an
Diketok,
kyai sudah waktunya kyai
Baru keluar
ngajar
Bayangkan
Orang yang
ribuan zikir, ribuan salawat
Lalu ngajar
Tajam sekali
mulutnya
Sekarang,
kelompok ngumpul
Sambil
ngerokok, giliran antum
Assalamu’alaikum
Tumpul nih,
ngamen nih ngamen
Ini kita
menemuin sekarang
Lingkungan
seperti ini, jadi yang ceramah disana nggak denger yang kawan-kawan
Jadi kayak
yang udah bosen, udah jenuh denger
Jadi mata
pencaharian dakwah itu
Hilang
ruhnya sudah
Hilang nyawa
dakwahnya itu
Jangan
diharap
Liyukhrijakum
minazh zhulumaati ilaan nuur
Bagaimana
Kembali
lagi, jadi qaulan tsaqilan itu Allah beri kepada hamba yang istiqamah
Hamba yang
tadabbur qur’annya kuat
Tahajjudnya
kuat
Inna sanulqi
‘alaika qaulan tsaqiila
Sehingga
waktu antum ngomong denger
Ngomong sama
bini juga bini nggak berdaya
Pah, papa
mau kawin lagi, diam dia
Ini rahasia
nih, jangan bilang-bilang ya
Udah bukti
nih
Langsung aja
istri
Iya iya iya
iya
Nggak bisa
bantah
Tapi jangan
kasih tau rahasia ini
Kalau
dikasih tau nanti dia banyak baca qur’an juga
Kuat juga
tahajjudnya
Begitu kita
ngomong dia lebih kuat tahajjudnya
Begitu dia
ngomong kita malah nggak berdaya
Letak
fastabiqul khairaat tuh disitu
Berlomba-lomba
dalam kebaikan
Nanti Allah
beri ilham yang banyak
Makanya
qiyamul lail kuat
Maqaamam
mahmuuda
Kalau antum
kuat qiyamul lail sampai malam terasa pendek
Ini abang
ulang berkali-kali nih
Ini ngomong
di Madinah
Sampai
terasa pendek waktu malam
Saking
nikmatnya antum salat malam nishfal jannah antum tajid
Separuh
surga sudah milik antum
Inna
naasyiatal lail hiya asyaddu wath’aw wa aqwa muqiila
Sesungguhnya
bangun di tengah malam lebih tepat untuk khusyu dan bacaannya sangat berkesan
mendalam
Artinya apa?
Ada atsar
setelah salat malam
Tiban naas manhatun
‘anil ismi
Semuanya,
bertabur berkah, kuncinya di qiyamul lail
Kemudian
annasy syarafal mu’min qiyaamuhu billail
Kemudian
seorang mu’min ada pada salat malamnya
Bila antum
sudah menegakkan salat malam
Antum
dijamin dalam kemuliaan
Mau manusia
menjatuhkan sekian ribu
Mau mencibir
antum
Nggak bakal
jatuh
Karena Allah
jaga kemuliaan antum
Kuncinya
semua di qiyaamul lail
Semua para
rasul, semua para sahabah, semua salafush shalih, makanya menjadi da’bush
shaalihiin
Tradisi orang
shalih itu senangnya salat malam
Apalagi nih
waktu malam panjang banget disini
Paling
bahagialah kawan-kawan
surga ini,
surga ibadah ini
panjang
banget malamnya, kita jam 1 udah bangun
nikmat
banget
bisa
berlama-lama salat malem
nanya
ustadz: zikir atau amalan antum yang antum dipraktekkan tiap hari apa ustadz?
Dulu pernah denger antum wudhu, 7 sunnah
jadi gini,
kan tadi
mahabbatullah maghfiratuhu
kalau kita
ihyaus sunnah kan?
Kita kan
ingin menjadi juru dakwah nih
Maka
ikutilah sunnahnya, supaya dakwah mengajak orang ke sunnah gampang
Abang
menjaga 10 setiap hari
1.
Selalu salat malam
2.
Istighfar di waktu sahur,
istighfar minimal 100 kali, minimal 100 kali, duduk, tadharru’, serius, 100
kali, Wallahi kata Rasulullah tidak akan aku bangun dari tempatku kecuali
istighfar 100 kali, dalam riwayat yang lain 70 kali, sab’iina marrah,
laailaahailla anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin, tapi jangan
mengejar target ya, abang paling nggak suka pake itu tuh, kecret kecret eh
masih 60, kecret kecret kecret, sampai antum menangis, sampai antum inget dosa
antum, kalau istighfar, wirid zikir di tengah malem kesendirian tidak menangis,
ada apa dengan diri antum? Mungkin siangnya ada genit, mungkin siangnya
nyakitin orang, cepet muhasabah, fafaadhat ‘ainaahu khaaliyan, kenapa Rasul
memberi isyarat 7 golongan yang dapat nikmat Allah diantaranya air matanya
menetes kesendirian di tengah malam, wa yaziiduhum khusyu’a, ini dilarang nggak
makin banyak begini nih? Abang ingin jangan banyak-banyak, dikit aja, santai,
ya istighfar, banyak banget fadhilahnya tuh, tolong antum buka facebook abang
yang hari ini dan kemarin, tentang kiat khusyu’ dalam salat, ya, kiat khusyu’
dalam salat, abang nulis ada 11 kiat, ini baru dua abang tulis, baca di
facebook ya, jadi yang pertama salat malam, yang kedua istighfar di waktu sahur
3.
Baca qur’an, jadi abang
biasakan, setelah istighfar tuh baca qur’an, jadi sebelum ke masjid, subuh,
baca qur’an dulu, supaya mata, mulut, mata belum melihat apapun, mulut belum
bicara apapun, sudah membaca al-Qur’an, nanti mau tidur, baca qur’an lagi, mau
tidur baca qur’an baru tidur, jadi diawali dengan qur’an diakhiri dengan
qur’an,
4.
Ke Masjid,
5.
Abang nggak akan keluar
dari masjid, kecuali matahari terbit, termasuk di Madinah, di Mekkah, abang
selalu keluar isyraq di Masjid, haji umrah nilainya, dan nggak ada yang
bid’ahkan, bahkan kawan-kawan Salafi, Shahhahahu al-Bani, cuma musuhnya satu,
al-malasu, abang nggak mau keluar, disini nih, jam 7 seperempat baru keluar
dari masjid ini nih, nanti masjidil haram juga gitu, disini salawat, abang
ambil posisi selalu disini nih, salawat sampai ratusan kali ribuan kali,
menikmati suasana ini,
6.
Salat dhuha, ini menjaganya
dari kelas 2 tsanawiyyah nih, darunnajah, ngambilnya selalu dipojok, dan bawah
sejadah, karena banyak pulau-pulau,
7.
Selalu membiasakan jaga
wudhu, batal wudhu, batal wudhu, batal wudhu, kadang-kadang wudhu lagi kalau
mau salat, mustahab, sampai disukai oleh Allah dan Rasul, orang yang selalu
berwudhu itu bersih mukanya, orang yang jelek aja cakep dengan berwudhu,
apalagi yang gemuk, montok
8.
Sedekah, membiasakan
sedekah,
9.
Istighfar, zikir, wirid,
salawat setiap kesempatan dan mewiridkan surah-surah, yang abang menjaganya
diantaranya setiap hari, ya setiap hari, antum terserah, Yasin, ar-Rahman,
Waqi’ah, al-Mulk, al-Jinn, al-Muzzammil, al-Fajr, ini semua dalam hadis punya
fadhilah semua, kenapa al-Fajr? Karena abang pengen banget meninggal husnul khatimah,
Yaa ayyatuhann nafsul muthmainnah, terakhir kan
itu, yak an terakhir, makanya kenapa membaca itu, supaya meninggal, seseorang
meninggal sesuai dengan harapannya, seseorang meninggal sesuai, abang berharap
dengan surat al-Fajr husnul khatimah, kenapa surat Jinn? Karena abang ingin
selalu mengenal jin itu, dan jin itu mengenal kita, karena ketakwaan kita,
karena jin tau kita itu orang shaleh atau tidak, au yara qabla wa qabiluhu min
haitsu la taraunahum, sesungguhnya jin dan kelompoknya mengetahui kamu
sementara kamu tidak mengetahui mereka, jadi jin tau nih orang ini sholeh apa
nggak, jadi jin aja jadi saksi buat kita, apalagi malaikat, apalagi Allah,
dukun saja mau nyantet nih, kata dukun mana lihat fotonya, begitu dia takut
melihat wah dari Madura nih bahaya, itu dukun bilang ana minta waktu tiga hari,
kenapa? Untuk ngecek orang ini dulu, tahajjudnya dia, taatnya dia, begitu taat,
apa kata dukun? Afwan, eh dukunnya pake afwan lagi, hehehe, ana nggak bisa
apa-apa, nah ini takut berarti dia, tapi dia bilang malam tidur, nggak ke
masjid, sudah habis ini orang, dia kirim dulu jin-nya,
10.
Abang membiasakan selalu
sujud syukur, mungkin agak aneh kali, kalau antum lihat ngapain itu bang
arifin? Bid’ah itu bid’ah, kullu bid’atin dhalaalah, itu sujud syukur, ya,
habis tahajjud sujud syukur, habis qabliyyah subuh sebelum adzan subuh sujud
syukur, habis dhuha sujud syukur, habis salat zuhur sujud syukur, salat ashar
qabliyah sujud syukur, karena nggak ada sujud setelah salat ashar, maghrib,
tadi abis shalat maghrib sujud syukur, nanti isya, habis isya sujud syukur,
jadi abang menjaga sujud syukur, 8 kali sehari, kok 8 kali? Gimana hitungannya?
Abang biasakan sebelum tidur witir, habis witir sujud syukur, habis tahajjud
sujud syukur, habis dhuha sujud syukur, tambah 5 waktu jadi berapa? 8, waidz
taadzdzana rabbukum lain syakartum la adziidannakum wa la in kafartum innaa
adzaabii lasyadiid, nah nanti menuju hakikat syukur, apa itu hakikat syukur? Al-Ihtiramu
bin ni’mah wal qiyamu, Fungsikan nikmat itu dalam taat, baik abang kira cukup,
ada lagi yang nanya? Kesempatan
Kan yang
namanya anak muda tuh jiwanya masih suka kegoncang, gimana caranya?
Antum ini
sudah ada langkah bagus nih, pertama, bergaul dengan kawan-kawan sholeh, jangan
sama goncang juga, atau lebih parah lagi, udah tau kita malas ibadah, berteman
sama teman yang malas ibadah juga, kompak tuh, hancur dah tuh, antum temuin
orang-orang yang sholeh, satu, yang kedua langsung cepat temuin guru minta
nasehat, kan banyak guru disini, ulama, nasehati, aku lagi futur, yang ketiga,
dateng ke makam baqi’ noh, bayangkan kita masuk galian dua meter tuh, kalau
perlu yang masih kosong antum masuk, suruh temen Madura yang masangin batunya, iya,
bangkit, aqyasu min ummatii aktsaruhum dzikral maut wa asyaddu isti’dada, orang
yang paling pintar itu yang ingat mati, lalu banyak mempersiapkan kehidupan
setelah kematian, ini tiga kiat untuk membangkitkan iman, makanya, abang
mengenalkan istilah azam, ada iradah, ada himmah, ada azimah ayy azam, kalau
iradah mau, mau tahajjud, nanti malem mah nggak tahajjud, itu iradah doang,
tapi kalau himmah, mau tahajjud, tahajjud dia, semangat kan, himmah, tapi nanti
setelah sebulan, turun, futur, itu himmah masih, ada kan rajin dhuha, eh
lama-lama nggak dhuha lagi, itu himmah namanya, kalau azam, nah ini dahsyat,
faidza azamta fatawakkal ‘alallah innallah yuhibbul, azam itu Allah cinta
kepada hambanya yang azam, kecuali kematian yang menghentikan ia, maka nilainya
falahum ajrun, kemaren abang kena demam berdarah, lima hari, ke rumah sakit,
tetep bawa infus ke rumah sakit, dokternya ikut, ikut, abi kemana abi, ke
masjid nggak? lima hari panas abang berapa? 40 derajat panas abang, 40 derajat,
oleng itu, menggigil itu, tapi begitu adzan subuh, tetap ke masjid, kenapa?
Karena abang sudah azam? Sampai akhir hayat akan ke Masjid, terutama subuh,
kecuali kematian yang menghentikan, falahum ajrun ghairu mamnun, nilainya apa?
Kalau abang wafat, sampai hari kiamat terhitung selalu ke masjid, kalau abang
berazam tahajjud, sampai kiamat terhitung tahajjud, sampai wafat, jadi apa
alasannya? Kan dunia nggak lama, dunia nggak lama, waktu kita di akhirat kan
terlalu lama nanti, nggak ada batasan waktu, sementara waktu dunia cuma secuil,
apa susahnya capek sebentar, apa susahnya sabar sebentar, ini kayak disini nih,
sebentar-sebentar adzan, sebentar-sebentar adzan, full, jadi malam terasa
pendek, siang terasa cepat berlalu, karena disibukkan dengan 5, ibadah, amal,
akhlak, dakwah, muhasabah diri,
tugas hidup
kita di dunia ada 5 nih, ibadah, amal, akhlak, dakwah, muhasabah diri,
Ibadah,
amal, akhlak, dakwah, muhasabah diri
Ini tugas
pokok kita di dunia
Tugas Allah
untuk kita, ada tugas kantor, tugas negara, tugas sekolah, jangan lupakan tugas
hidup ada 5
Ada lagi?
Isya berapa
menit lagi?
15 menit
Cukup ya
Abang mau
wudhu ulang
Ini ada
cerita
Maulid nabi,
dia kalau ceramah pake tarif
10 menit: 1
juta, berarti kalau 1 jam: 6 juta
Jadi panitia
siapkan 6 juta nih, ceramah maulid
Ceramah lah,
lupa, waktunya kelewatan nih kyai nih
Sedangkan
panitia punya anggaran cuma 6 juta
Akhirnya
ngasih kode, cukup, cukup
Apa kata
kyainya?
Karena ini
maulid nabi, diskon, diskon