Jumat, 26 Desember 2014

Nasehat Ustadz Arifin Ilham



Pribadi berzikir
Berzikir jadi kepribadiannya
Allah tujuannya
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam teladan dalam hidupnya
Dunia ini pun menjadi syurga sebelum syurga sebenarnya
Bumi menjadi masjid baginya
Rumah, kantor, bahkan hotel sekalipun menjadi mushalla baginya
Tempat ia berpijak, meja kerja, kamar tidur hamparan sajadah baginya
Kalau dia bicara, bicaranya dakwah
Kalau dia berdiam, diamnya zikir
Nafasnya tasbih
Matanya penuh rahmat Allah, penuh kasih sayang
Telinganya terjaga
Pikirannya baik sangka, tidak sinis, tidak pesimis dan tidak suka memvonis
Hatinya Subhanallah, diam-diam berdo’a-do’a, do’anya diam-diam
Tangannya bersedekah
Kakinya berjihad, ia tidak mau melangkah sia-sia
Kekuatannya silaturrahim
Kerinduannya tegaknya syariat Allah
Kalau memang hak tujuannya maka sabar, kasih sayang strateginya
Cita-citanya tertinggi teragung syahid di jalan Allah
Dan sungguh menarik
Kesibukannya ia hanya asyik memperbaiki dirinya
Tidak tertarik mencari kekurangan apalagi aib orang lain
Hadirilah majelis-majelis zikir
Raihlah kepribadian berzikir dengan selalu hadir menikmati hidangan Allah terlezat
Zikrullah


Alam semesta ini senantiasa berzikir kepada-Nya
Matahari, Bulan, Bintang, Bumi, Partikel, Sel, terlihat atau tidak, semuanya berzikir kepada-Nya
يسبح له ما في السموات والأرض وهو العزيز الحكيم
Bertasbih kepada Allah apa-apa yang ada di langit, dan apa-apa yang ada di bumi
Maha Perkasa Allah lagi Maha Bijaksana
Inilah zikirnya alam semesta
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi Wasallam pun
Hamba Allah yang terjaga zikirnya kepada Allah
حافظا في ذهنه
Allah pelihara ingatan beliau kepada Allah,
Sehingga setiap langkah, denyut jantung, helaan nafas selalu beliau berzikir kepada Allah
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يذكر الله كل أحيانه
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berzikir kepada Allah setiap kejadian, setiap kesempatan


Allah berfirman dalam surat at-Tahrim ayat 8
Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh, niscaya Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, menutupi aibmu dan memasukkan kamu ke dalam surganya yang mengalir dibawahnya sungai-sungai
Subhanallah
Bertaubatlah sungguh-sungguh
Allah sayang sama kita
Selama hayat dikandung badan
Jantung masih berdetak
Segeralah, jangan tunda taubat sungguh-sungguh
Dan malaikat pun menyertai kalian seraya mendo’akan dan mengaminkan setiap do’a kalian
Agar kalian keluar dari kegalapan menuju cahaya-Nya
Dan Allah benar-benar menyayangi orang-orang beriman yang selalu berzikir kepada-Nya
Salam dari Allah bagi mereka yang selalu zikir kepada-Nya
Dan Allah persiapkan untuk mereka
Ganjaran yang mulia
Subhanallah
Bukankah kekasih senang menyebut nama kekasihnya?
Bukankah kekasih bangga menyebut nama kekasihnya?
Bukankah kekasih senang dibanggakan oleh kekasihnya?
Semakin cinta semakin banyak kita menyebut nama-Nya

Nasehat Ustadz Arifin Ilham untuk kami

Nasehat Ustadz Arifin Ilham untuk IKPDN Madinah secara khusus dan untuk seluruh calon pendakwah

Beliau sampaikan di Masjid Nabawi, 23 Desember 2015 ba'da maghrib



Tidak ada yang kebetulan kita bertemu disini
Dan Abang senang sekali Allah menjadwalkan kita bertemu dengan para mujahid dakwah
Mujahid dakwah
Jadi mujahid itu ada dua, mujahid harb dan mujahid dakwah
Di wilayah perang, itu wilayah perang, wilayah damai itu wilayah dakwah
Dan dua-duanya punya keutamaan masing-masing
Tapi mujahid dakwah tidak boleh melupakan mujahid harb
Libatkan terus dalam do’a
Karena mereka melakukan amal yang terbaik
Dulu masih ingat, di Gontor, Darunnajah
Kalau dulu abang paling rajin mencatat, dan catatannya itu ada kelas 2 Tsanawiyyah
Yang ngajar waktu itu Ustadz Aminullah, Alumni Gontor
Ustadz Aminullah ngajar nggak? Nggak sempat ya?
Aminullah, MA
Jadi abang itu rajin mencatat, guru-guru itu ada semua rekamannya ada
Yang diajarkan Kyai Mahrus, ada
Yang diajarkan Ustadz Sulaiman, ada
Termasuk jeweran beliau,
Tanggal berapa beliau menjewer, ada
Karena itu harus tertulis, karena menjadi sejarah
Dan tidak boleh melupakan jeweran itu

“Ath-thariiqatu ahammu minal maaddah”
Masih ingat?
“Wal mudarris ahammu minath thariiqah”
“Wa ruuhul mudarris ahammu min mudarris nafsihi”
Itu kelas 2 tsanawiyyah tuh
Tapi itu membangun kesadaran yang sangat kuat
Siapa lebih mendapat kesadaran yang cepat ia akan meraih keuntungan
Masih ingat?
Almarhum Zarkasyi Allah yarham
Sebesar itu kesadaran kita sebesar itu keuntungan kita?
Makin cepat kita insaf makin banyak keuntungan yang kita raih
Ikhwah fillah harus punya kesadaran itu
Bahwa ikhwah fillah belajar disini
Bukan anshih untuk menjadi pengajar
Atau bekerja
Atau apapun
Bahwa aku belajar litarqiyatil iman
Litarqiyatit taqwa
Litazkiyatin nafs, itu,
Jadi bertambahnya ilmu itu untuk diri bukan untuk diluar, itu                                                            
Itu hikmahnya nanti
Aku belajar ini untuk memperbaiki diriku
Aku belajar ini untuk meningkatkan ketakwaanku
Aku belajar ini untuk meningkatkan imanku, Ilmuku, pengalamanku
Makin mendekat kepada Allah
Karena ruuhul mudarris ahammu min mudarris nafsih
Cara mengajar lebih penting daripada bahan
Penampilan lebih penting daripada cara mengajar
Tapi hati seorang guru, seorang muballigh, seorang da’i, itu lebih penting daripada penampilannya, lebih penting daripada bahan yang diajarkan
Biar profesor, biar doktor, dia bahannya mantep, tapi kalau hatinya dunia wa la akhirah, hampa
Nggak ada atsar
Coba, kita masih merasakan sampai sekarang
Semua pesan guru-guru kita nempel
Karena mereka mengajar dari ruh mereka
Dari hati mereka
Dari keikhlasan mereka
Dari cinta mereka kepada Allah
Dan bahasa apapun mereka ajarkan,
Tajwid, ustadz haris ngajar ini
Ngajar apapun
Ia mengajar matematika, PMP
Tapi kok mendorong kita cinta Allah gitu
Kok kita jadi cinta Allah
Melihat wajah beliau
Apa yang beliau sampaikan
Padahal yang disampaikan ilmu dunia, tapi ada ghirah menuju akhirat, kenapa?
Karena ruhnya
Ada tazkiyatun nafs disitu
Wa man ahsanu qaulan miman da’a ilallah wa ‘amila shaliha wa qaala innanii minal muslimin
Tapi dimulai dengan apa?
Innalladzina qaalu dulu kan?
Istiqamah kan?
Nah, hamba Allah yang istiqamah ini bertaburkan hikmah
Hikam katsirah azhimah
Sehingga harakatuhu muhtadah, harakatuhu mabrukah
Jadi gerakan beliau itu dalam hidayah Allah
Gerakannya dalam keberkahan Allah
Nah itu hanya diberikan oleh Allah
Kepada hamba yang istiqamah
Nahnu auliyaaukum fil hayaatid dunya wa fil aakhirah wa lakum fiihaa maa tasytahii anfusukum walakum fiihaa maa tadda’uun nuzulan min ghafuurin rahiim
Jadi, ini istilah abang ya
Kalau seorang juru dakwah tidak istiqamah itu ngamen namanya
Ya ngamen aja dia, tukang dakwah dia
Ahlul kalam
Man lam yastathi’ qiyaadata nafsihi falam yastathi’ qiyaadata ghairihi
Karena esensi dari dakwah itu mengajak hijrah
Minal jahalah ilal ma’rifah
Minal ma’rifah ilal fikrah
Minal fikrah ilal harakah
Minal harakah ilal ghaayah
Jadi ada thabaqat dalam dakwah itu
Makanya ada sabar dalam haq itu
Karena ada tarbiyah disitu
Ada bimbingan disitu
Ada adab disitu yang diajarkan
Tidak bisa tidak
Jadi, kehilangan istiqamah maka kehilangan ghirah
Hilang esensi dakwah sebenarnya
Karena dakwah itu ke diri dulu
Ini mulut paling deket dengan telinga abang nih
Artinya yang wajib denger mulut abang ini, diri abang lebih dahulu
Sebelum ikhwah fillah
Artinya apa?
Abang harus mengamalkan dulu
Qaulul ‘aamil khairun minal qaulil qaail
Orang yang ngomong ngamalain itu tajam sekali dibanding orang yang ngomong tidak ngamalin
Ada 3 juru dakwah
Ini bagus
Tiga ini bagus
Dalam kontek hasanat
Yang pertama gentong
Yang kedua centong
Yang ketiga gentong centong
Gentong itu gini, para habaib lah ya, dia datangi banyak orang, orang minta air gentong, orang minta air karena ilmunya, karena nasehatnya, karena orang cinta dengan dia, orang datang berbondong-bondong
Ada lagi centong
Ini dia membagikan air nih, tabligh namanya, boleh jadi memang di kampung dia nggak didenger, orang nggak mau denger dia, karena udah tau premannya dulu, padahal dia udah taubat, tapi orang nggak mau denger,
Nah yang terbaik itu juru dakwah gentong dan centong
Nah inilah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, nah inilah para Sahabat,
Mereka mendatangi mereka juga didatangi
Ya’ti wa yu’ta
Ada yang ya’ti wa la yu’ta
Ada yu’ta wa la ya’ti
Jadi, antum nanti pulang, harus punya markas dakwah
Makanya butuh banyak bini disitu
Untuk bantu ngajar
Jadi, itu markas antum
Tapi antum juga berdakwah keluar
Sebagaimana Rasul keluar
Nah tanda orang mencintai antum gampang
Datang nggak orang ke markas antum?
Kalau dateng karena antum mendatangi
Makanya keikhlasan, istiqamah, wara`, zuhud, rendah hati, silaturrahim, berguru lagi
Ini afwan, biasanya kalau sudah menjadi juru dakwah nggak ngaji lagi
Kuunu rabbaniyyiina bimaa kuntum tu’allimuunal kitaab
Abang masih liqa
Masih ikut liqa sampai sekarang
Terus, ngaji terus
Banyak ngajinya malah ketimbang mengajarnya
Karena tidak ada cara yang paling jitu untuk menghacurkan keangkuhan diri dan kebodohan diri selain ngaji terus
Orang itu semakin wara’, semakin alim, semakin takut kepada Allah, makin takut banyak bicara
Abang ulang nih,
Makin alim, makin takut pada Allah, makin takut banyak bicara
Malah senangnya nasehat
Karena orang banyak bicara, banyak jatuhnya
Sedikit bicara, banyak selamatnya
Salaamatul insaan fi hifzhil lisaan
As-sukut aslam
Dan itu tanda dia keimanannya kuat kepada Allah

Nah, kemudian ada lagi juru dakwah itu dibagi empat
Dalam konteks air
Pertama, air hujan, menghujani siapapun, diminta nggak diminta dia dakwah, diminta nggak diminta dia dakwah, air hujan,
Yang kedua, mata air, jadi, orang datang minta air sama dia, mata air dia, para habaib ini, dia jadi sumber air dia,
Yang ketiga, air pam, kalau nggak dibayar nggak keluar dia, bahaya ini ikhwah
Kemarin, sempat di Indosiar, tujuh ustadz terkenal yang bertarif, dibahas itu, sekian sekian sekian tarifnya, dan nggak akan didatengin, kalau bikin pengajian orang nggak ngedatengin acara dia
Orang nggak hormat ama dia
Orang nggak cinta ama dia
Ini contoh, ketika pengajian di masjid besar al-falah Surabaya
Itu, yang si penceramah ini diundang tapi kok panitia nggak mau denger gitu
Jadi abang tegur
Kalian ngundang kenapa nggak denger?
Karena ditegur akhirnya mereka denger tapi dengan muka nggak yang nyaman
Lalu begitu abang ceramah, semuanya masuk, semuanya denger, semuanya ikut
Nah waktu makan, menghampiri ketua panitia
Afwan ustadz, afwan ustadz
Mungkin kami melakukan sikap yang tidak baik tadi
Karena kami nggak suka dengan beliau itu
Kami tadi malam ribut
Karena membicarakan tarifnya
Sudah minta sekian, lalu minta tambah kamar hotel
Padahal mintanya tadinya cuma dua, minta tiga ya dikurangin dong
ribut soal angka, hilang nilai
abang ulang nih
gara-gara harga, ilang nilai,
Ittabi’uu yas’alukum ajran wa hum muthadun
Nah ini yang abang maksud harakahnya muqtadah
Dia tidak meminta, tapi dapat nilai
Sehingga orang cinta
Orang sayang
Orang rindu
Inilah juru dakwah
Kalau kemudian ada orang ngasih tanpa diminta
Tafdhdhol, terimalah
Kalau antum pantas terima, terimalah
Tapi lihat,
Kalau pesantren, yatim, antum bagi
Kalau perlu antum tambahi
Jadi ada yang pantas terima
Ada yang tidak
Ini power yang luar biasa
Kemudian yang kedua
Itu istiqamah dalam ihyaus sunnah
Tidak bisa tidak
Karena setiap istiqamah dalam ihyaus sunnah, disitu ada tazkiyatun nafs
Qul in kuntum tuhibbunallah fattabi’uunii yuhbibkumullah wa yaghfir lakum dzunuubakum
Wallahu ghafuurur rahiim
Jadi kalau sudah di jalan Allah, dicintai oleh Allah
Dicintai oleh Allah,
Jadi dalam ihyaus sunnah itu, mahabatullah, maghfiratullah
Ada kecintaan Allah,
Kalau antum sudah dicintai Allah karena istiqamah dalam ihyaus sunnah, sudah selesai sudah,
Istiqamah dalam salat malam
Kalau seorang ustadz, juru dakwah, nggak salat malam, ngamen namanya
Nggak ada wibawanya
Innaa sanulqii ‘alaika qaulan tsaqiilaa
Qaulan tsaqiila bagaimana dia qaulan tsaqil
Padahal yaa ayyuhal muzzammil, qumil laila illa qaliila
Kekuatan salat malam, wa rattilil qur’aana tartilla
Sering mengaji dan mengkaji, mengaji dan mengkaji,
laa qiraata illa bitadabbur
Sayyidinaa ‘Ali berkata:
Laa qiraa’ata illa bitadabbur
Nggak ada bacaan qur’an itu kecuali tadabbur
Tadabbur itu memahaminya
Kemudian mengkajinya juga
Aduh maaf, afwan ya ikhwah
Ini karena antum sudah pinter ngaji
Asik mengkaji doang, nggak ngaji lagi
Paham nggak?
Antum sudah langganan lah namanya ngaji, udah lewat dah, itumah anak santri
Udah kayak gini udah nggak ngaji lagi udah
Nggak mau lagi melafazkan qur’an
Tumpul ini,
Jadi lisan ini harus dilatih terus dengan mengaji
Jadi tajam jadinya,
Jadi kalau antum ngomong, orang denger
Kalau banyak zikirnya, banyak baca qur’annya
Banyak salawatnya, lalu antum ngomong
Orang denger
Tapi kalau banyak ngomongnya ketimbang baca qur’annya
Orang nggak denger omongan kita
Paling hanya sampai disini keluar lagi
Nggak masuk
Jadi harus banyak ngajinya
Makanya minimal satu hari itu satu juz
Ngaji, tapi juga mengkajinya
Tanpa melupakan mengkaji
Karena dua itu nggak bisa dipisahkan
Ada yang asik mengkaji, lupa mengaji
Ada yang mengaji, nggak ada kajiannya
Itu belum tadabbur namanya, masih qira’ah
Antum menjadi para du’at, malah abang itu lebih suka baca tafsirnya dulu baru ngaji
Jadi baca terjemahnya dulu, tafsir munir dulu baca, shafwatut tafasir dulu baca, baru baca qur’annya
Jadi kelihatan padat gitu
Kita baca itu penuh dengan ruhnya
Ada makna dan nyawanya qur’an itu
Ini mukjizat yang kubaca ini,
Sehingga waktu abang ngomong tajam
Jadi kalau ngomong sama umat-umat denger
Kenapa banyak kyai nggak didenger?
Karena lisannya sudah lemah
Kemudian dia tidak istiqamah dengan ihyaus sunnah
Thullab masjid-masjid ruh-ruh
Kalau ulama-ulama dulu sebelum ceramah
Ulama-ulama Madura tuh
Mau ceramah, beliau di ruangan mihrab
Baru dijemput sama santrinya tuh
Jadi beliau berwirid dulu
Istighfar dulu sampai ratusan kali, ribuan kali
Salawat dulu, baca qur’an
Diketok, kyai sudah waktunya kyai
Baru keluar ngajar
Bayangkan
Orang yang ribuan zikir, ribuan salawat
Lalu ngajar
Tajam sekali mulutnya
Sekarang, kelompok ngumpul
Sambil ngerokok, giliran antum
Assalamu’alaikum
Tumpul nih, ngamen nih ngamen
Ini kita menemuin sekarang
Lingkungan seperti ini, jadi yang ceramah disana nggak denger yang kawan-kawan
Jadi kayak yang udah bosen, udah jenuh denger
Jadi mata pencaharian dakwah itu
Hilang ruhnya sudah
Hilang nyawa dakwahnya itu
Jangan diharap
Liyukhrijakum minazh zhulumaati ilaan nuur
Bagaimana
Kembali lagi, jadi qaulan tsaqilan itu Allah beri kepada hamba yang istiqamah
Hamba yang tadabbur qur’annya kuat
Tahajjudnya kuat
Inna sanulqi ‘alaika qaulan tsaqiila
Sehingga waktu antum ngomong denger
Ngomong sama bini juga bini nggak berdaya
Pah, papa mau kawin lagi, diam dia
Ini rahasia nih, jangan bilang-bilang ya
Udah bukti nih
Langsung aja istri
Iya iya iya iya
Nggak bisa bantah
Tapi jangan kasih tau rahasia ini
Kalau dikasih tau nanti dia banyak baca qur’an juga
Kuat juga tahajjudnya
Begitu kita ngomong dia lebih kuat tahajjudnya
Begitu dia ngomong kita malah nggak berdaya
Letak fastabiqul khairaat tuh disitu
Berlomba-lomba dalam kebaikan
Nanti Allah beri ilham yang banyak
Makanya qiyamul lail kuat
Maqaamam mahmuuda
Kalau antum kuat qiyamul lail sampai malam terasa pendek
Ini abang ulang berkali-kali nih
Ini ngomong di Madinah
Sampai terasa pendek waktu malam
Saking nikmatnya antum salat malam nishfal jannah antum tajid
Separuh surga sudah milik antum
Inna naasyiatal lail hiya asyaddu wath’aw wa aqwa muqiila
Sesungguhnya bangun di tengah malam lebih tepat untuk khusyu dan bacaannya sangat berkesan mendalam
Artinya apa?
Ada atsar setelah salat malam
Tiban naas manhatun ‘anil ismi
Semuanya, bertabur berkah, kuncinya di qiyamul lail
Kemudian annasy syarafal mu’min qiyaamuhu billail
Kemudian seorang mu’min ada pada salat malamnya
Bila antum sudah menegakkan salat malam
Antum dijamin dalam kemuliaan
Mau manusia menjatuhkan sekian ribu
Mau mencibir antum
Nggak bakal jatuh
Karena Allah jaga kemuliaan antum
Kuncinya semua di qiyaamul lail
Semua para rasul, semua para sahabah, semua salafush shalih, makanya menjadi da’bush shaalihiin
Tradisi orang shalih itu senangnya salat malam
Apalagi nih waktu malam panjang banget disini
Paling bahagialah kawan-kawan
surga ini, surga ibadah ini
panjang banget malamnya, kita jam 1 udah bangun
nikmat banget
bisa berlama-lama salat malem

nanya ustadz: zikir atau amalan antum yang antum dipraktekkan tiap hari apa ustadz? Dulu pernah denger antum wudhu, 7 sunnah

jadi gini,
kan tadi mahabbatullah maghfiratuhu
kalau kita ihyaus sunnah kan?
Kita kan ingin menjadi juru dakwah nih
Maka ikutilah sunnahnya, supaya dakwah mengajak orang ke sunnah gampang
Abang menjaga 10 setiap hari
1.       Selalu salat malam
2.       Istighfar di waktu sahur, istighfar minimal 100 kali, minimal 100 kali, duduk, tadharru’, serius, 100 kali, Wallahi kata Rasulullah tidak akan aku bangun dari tempatku kecuali istighfar 100 kali, dalam riwayat yang lain 70 kali, sab’iina marrah, laailaahailla anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin, tapi jangan mengejar target ya, abang paling nggak suka pake itu tuh, kecret kecret eh masih 60, kecret kecret kecret, sampai antum menangis, sampai antum inget dosa antum, kalau istighfar, wirid zikir di tengah malem kesendirian tidak menangis, ada apa dengan diri antum? Mungkin siangnya ada genit, mungkin siangnya nyakitin orang, cepet muhasabah, fafaadhat ‘ainaahu khaaliyan, kenapa Rasul memberi isyarat 7 golongan yang dapat nikmat Allah diantaranya air matanya menetes kesendirian di tengah malam, wa yaziiduhum khusyu’a, ini dilarang nggak makin banyak begini nih? Abang ingin jangan banyak-banyak, dikit aja, santai, ya istighfar, banyak banget fadhilahnya tuh, tolong antum buka facebook abang yang hari ini dan kemarin, tentang kiat khusyu’ dalam salat, ya, kiat khusyu’ dalam salat, abang nulis ada 11 kiat, ini baru dua abang tulis, baca di facebook ya, jadi yang pertama salat malam, yang kedua istighfar di waktu sahur
3.       Baca qur’an, jadi abang biasakan, setelah istighfar tuh baca qur’an, jadi sebelum ke masjid, subuh, baca qur’an dulu, supaya mata, mulut, mata belum melihat apapun, mulut belum bicara apapun, sudah membaca al-Qur’an, nanti mau tidur, baca qur’an lagi, mau tidur baca qur’an baru tidur, jadi diawali dengan qur’an diakhiri dengan qur’an,
4.       Ke Masjid,
5.       Abang nggak akan keluar dari masjid, kecuali matahari terbit, termasuk di Madinah, di Mekkah, abang selalu keluar isyraq di Masjid, haji umrah nilainya, dan nggak ada yang bid’ahkan, bahkan kawan-kawan Salafi, Shahhahahu al-Bani, cuma musuhnya satu, al-malasu, abang nggak mau keluar, disini nih, jam 7 seperempat baru keluar dari masjid ini nih, nanti masjidil haram juga gitu, disini salawat, abang ambil posisi selalu disini nih, salawat sampai ratusan kali ribuan kali, menikmati suasana ini,
6.       Salat dhuha, ini menjaganya dari kelas 2 tsanawiyyah nih, darunnajah, ngambilnya selalu dipojok, dan bawah sejadah, karena banyak pulau-pulau,
7.       Selalu membiasakan jaga wudhu, batal wudhu, batal wudhu, batal wudhu, kadang-kadang wudhu lagi kalau mau salat, mustahab, sampai disukai oleh Allah dan Rasul, orang yang selalu berwudhu itu bersih mukanya, orang yang jelek aja cakep dengan berwudhu, apalagi yang gemuk, montok
8.       Sedekah, membiasakan sedekah,
9.       Istighfar, zikir, wirid, salawat setiap kesempatan dan mewiridkan surah-surah, yang abang menjaganya diantaranya setiap hari, ya setiap hari, antum terserah, Yasin, ar-Rahman, Waqi’ah, al-Mulk, al-Jinn, al-Muzzammil, al-Fajr, ini semua dalam hadis punya fadhilah semua, kenapa al-Fajr? Karena abang pengen banget meninggal husnul khatimah,
Yaa ayyatuhann nafsul muthmainnah, terakhir kan itu, yak an terakhir, makanya kenapa membaca itu, supaya meninggal, seseorang meninggal sesuai dengan harapannya, seseorang meninggal sesuai, abang berharap dengan surat al-Fajr husnul khatimah, kenapa surat Jinn? Karena abang ingin selalu mengenal jin itu, dan jin itu mengenal kita, karena ketakwaan kita, karena jin tau kita itu orang shaleh atau tidak, au yara qabla wa qabiluhu min haitsu la taraunahum, sesungguhnya jin dan kelompoknya mengetahui kamu sementara kamu tidak mengetahui mereka, jadi jin tau nih orang ini sholeh apa nggak, jadi jin aja jadi saksi buat kita, apalagi malaikat, apalagi Allah, dukun saja mau nyantet nih, kata dukun mana lihat fotonya, begitu dia takut melihat wah dari Madura nih bahaya, itu dukun bilang ana minta waktu tiga hari, kenapa? Untuk ngecek orang ini dulu, tahajjudnya dia, taatnya dia, begitu taat, apa kata dukun? Afwan, eh dukunnya pake afwan lagi, hehehe, ana nggak bisa apa-apa, nah ini takut berarti dia, tapi dia bilang malam tidur, nggak ke masjid, sudah habis ini orang, dia kirim dulu jin-nya, 
10.   Abang membiasakan selalu sujud syukur, mungkin agak aneh kali, kalau antum lihat ngapain itu bang arifin? Bid’ah itu bid’ah, kullu bid’atin dhalaalah, itu sujud syukur, ya, habis tahajjud sujud syukur, habis qabliyyah subuh sebelum adzan subuh sujud syukur, habis dhuha sujud syukur, habis salat zuhur sujud syukur, salat ashar qabliyah sujud syukur, karena nggak ada sujud setelah salat ashar, maghrib, tadi abis shalat maghrib sujud syukur, nanti isya, habis isya sujud syukur, jadi abang menjaga sujud syukur, 8 kali sehari, kok 8 kali? Gimana hitungannya? Abang biasakan sebelum tidur witir, habis witir sujud syukur, habis tahajjud sujud syukur, habis dhuha sujud syukur, tambah 5 waktu jadi berapa? 8, waidz taadzdzana rabbukum lain syakartum la adziidannakum wa la in kafartum innaa adzaabii lasyadiid, nah nanti menuju hakikat syukur, apa itu hakikat syukur? Al-Ihtiramu bin ni’mah wal qiyamu, Fungsikan nikmat itu dalam taat, baik abang kira cukup, ada lagi yang nanya? Kesempatan

Kan yang namanya anak muda tuh jiwanya masih suka kegoncang, gimana caranya?

Antum ini sudah ada langkah bagus nih, pertama, bergaul dengan kawan-kawan sholeh, jangan sama goncang juga, atau lebih parah lagi, udah tau kita malas ibadah, berteman sama teman yang malas ibadah juga, kompak tuh, hancur dah tuh, antum temuin orang-orang yang sholeh, satu, yang kedua langsung cepat temuin guru minta nasehat, kan banyak guru disini, ulama, nasehati, aku lagi futur, yang ketiga, dateng ke makam baqi’ noh, bayangkan kita masuk galian dua meter tuh, kalau perlu yang masih kosong antum masuk, suruh temen Madura yang masangin batunya, iya, bangkit, aqyasu min ummatii aktsaruhum dzikral maut wa asyaddu isti’dada, orang yang paling pintar itu yang ingat mati, lalu banyak mempersiapkan kehidupan setelah kematian, ini tiga kiat untuk membangkitkan iman, makanya, abang mengenalkan istilah azam, ada iradah, ada himmah, ada azimah ayy azam, kalau iradah mau, mau tahajjud, nanti malem mah nggak tahajjud, itu iradah doang, tapi kalau himmah, mau tahajjud, tahajjud dia, semangat kan, himmah, tapi nanti setelah sebulan, turun, futur, itu himmah masih, ada kan rajin dhuha, eh lama-lama nggak dhuha lagi, itu himmah namanya, kalau azam, nah ini dahsyat, faidza azamta fatawakkal ‘alallah innallah yuhibbul, azam itu Allah cinta kepada hambanya yang azam, kecuali kematian yang menghentikan ia, maka nilainya falahum ajrun, kemaren abang kena demam berdarah, lima hari, ke rumah sakit, tetep bawa infus ke rumah sakit, dokternya ikut, ikut, abi kemana abi, ke masjid nggak? lima hari panas abang berapa? 40 derajat panas abang, 40 derajat, oleng itu, menggigil itu, tapi begitu adzan subuh, tetap ke masjid, kenapa? Karena abang sudah azam? Sampai akhir hayat akan ke Masjid, terutama subuh, kecuali kematian yang menghentikan, falahum ajrun ghairu mamnun, nilainya apa? Kalau abang wafat, sampai hari kiamat terhitung selalu ke masjid, kalau abang berazam tahajjud, sampai kiamat terhitung tahajjud, sampai wafat, jadi apa alasannya? Kan dunia nggak lama, dunia nggak lama, waktu kita di akhirat kan terlalu lama nanti, nggak ada batasan waktu, sementara waktu dunia cuma secuil, apa susahnya capek sebentar, apa susahnya sabar sebentar, ini kayak disini nih, sebentar-sebentar adzan, sebentar-sebentar adzan, full, jadi malam terasa pendek, siang terasa cepat berlalu, karena disibukkan dengan 5, ibadah, amal, akhlak, dakwah, muhasabah diri,
tugas hidup kita di dunia ada 5 nih, ibadah, amal, akhlak, dakwah, muhasabah diri,
Ibadah, amal, akhlak, dakwah, muhasabah diri
Ini tugas pokok kita di dunia
Tugas Allah untuk kita, ada tugas kantor, tugas negara, tugas sekolah, jangan lupakan tugas hidup ada 5
Ada lagi?
Isya berapa menit lagi?

15 menit

Cukup ya
Abang mau wudhu ulang

Ini ada cerita
Maulid nabi, dia kalau ceramah pake tarif
10 menit: 1 juta, berarti kalau 1 jam: 6 juta
Jadi panitia siapkan 6 juta nih, ceramah maulid
Ceramah lah, lupa, waktunya kelewatan nih kyai nih
Sedangkan panitia punya anggaran cuma 6 juta
Akhirnya ngasih kode, cukup, cukup
Apa kata kyainya?
Karena ini maulid nabi, diskon, diskon