Tahun 87
kami pertama kali mengadakan seminar di Hotel Indonesia, yang adakan Yayasan
Alumni Timur Tengah, menampilkan pak Prof. Ibrahim Husain, menampilkan pak
Prof. Dr. Muhammad Rasjidi, menampilkan Dr. Fuad Muhammad Fakhruddin, kami
waktu itu kan masih terlalu muda sekali, kami sebagai pembanding saja, tapi
ngobrol-ngobrol di luar, pak Prof. Ibrahim Husain mengatakan “Syiah itu lebih
berbahaya daripada komunis” tahun 87, kami terus terang masih kaget waktu itu,
kok bisa begitu pak Ibrahim Husain ya, sekarang Duta Besar Irak bilang kepada
saya 2 minggu yang lalu, di Iran masih ada 35% orang Ahli Sunnah wal Jama’ah,
tapi mereka sudah tidak punya hak politik sama sekali, tidak ada satupun
anggota parlemen dari Ahli Sunnah, tidak ada masjid Ahli Sunnah satupun di
Iran, kami datang, kami satu minggu disana, satu pekan, nggak menemukan masjid
Ahlus Sunnah, sementara Soviet atau Rusia sekarang, yang komunis, yang katanya
anti tuhan, masih ada ratusan masjid milik ahlis sunnah wal jama’ah, maka baru
saya mengatakan betul apa yang dikatakan pak Ibrahim Husain, Syi’ah lebih
berbahaya daripada komunis, kalau syi’ah meraih kekuasaan politik, tidak ada
cara lain, ikut syi’ah atau potong leher, saya mengatakan hubungan umat Islam
Indonesia dengan Timur Tengah, dengan Saudi Arabia yang ada orang mengatakan
Wahabi itu, kurang lebih dari 100 tahun, pernah kah ada satu tetes darah yang
tumpah gara-gara Saudi Arabia? Tidak pernah, dengan Mesir, dengan Maroko yang
bermazhab Maliki dan lain sebagainya nggak ada sama sekali. Tapi dengan Iran,
baru kemarin sore, darah sudah tumpah dimana-mana, di Sampang, di Madura, dan
sebagainya, saya nggak membayangkan kalau hubungan itu sudah mencapai 100 tahun
bagaimana Indonesia itu. Makanya jangan heran ada sebuah disertasi yang ditulis
oleh Dr. Abdul Khair Ramadhan itu diujikan di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS)
Solo, beliau jurusan Sosiologi Hukum Agama, apa judulnya disertasinya? Ini mau
dibukukan, sudah diterbitkan tapi masih percobaan aja, ada masukan-masukan dan
kami sudah diminta untuk menjadi pengantar, judulnya apa? “Syi’ah menurut
Syi’ah, Ancaman bagi NKRI”, Ini segera kami terbitkan insya Allah, dan insya
Allah kami akan jadi pengantar,
Dan ketika
Shafawiyyah tampil, itu abad ke-17 kalau tidak salah, itu menurut seorang ulama
dari Irak, namanya Dr. Husain Syaikh as-Samra’i, orang Shafawiyyin bersumpah,
hari ini di Iran, besok di Irak, lusa di Syria, berikutnya di Bahrain, dan
berikutnya di negara-negara lain, itu yang mengatakan anggota majelis ulama
Irak. Mungkin itu sebuah ilusi atau isapan jempol, tapi apa yang terjadi di
Irak sekarang, apa yang terjadi di Syria sekarang, bahkan ada orang Indonesia
tokoh Syi’ah sudah menantang: “Apa harus saya pindahkan konflik di Irak ke
Indonesia?” udah nantang begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar